Kemelut di PSSI masih menjadi pembicaraan miring banyak kalangan. Hal
tersebut, kontan menimbulkan aura negatif yang dirasakan dalam pentas
sepak bola nasional. Agenda terselubung hingga ketidak amanahan para
pengurus begitu menyelimuti organisasi olahraga tertua di Indonesia
tersebut.
Dampaknya, sepakbola Indonesia sudah tidak bergairah di
mata masyarakat umum pada dasarnya, karena selalu akan dirundung
konflik terus berkepanjangan. Hal tersebut, diungkapkan Direktur Lembaga
Kajian dan Pengembangan Olahraga Indonesia (Lemkapoin), Richard Achmad
Supriyanto.
"Apalagi, struktur organisasi sudah berada di bawah
cengkraman para mafia. Sudah tidak bisa dipungkiri lagi jika
kepengurusan sudah seperti era Nurdin Halid dengan adanya pergeseran
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI," kata Richard.
"Kalau bicara prestasi, jauh panggang dari api. Sebab, adanya hanya untuk kepentingan kelompoknya saja," sambungnya.
Carut
marutnya federasi jilid 2 tersebut, dalam pandangan Richard, tidak
luput dari andil Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Sebab, Menpora
mengikuti dan mengetahui agenda dari kelompok lama untuk menguasai PSSI.
"Artinya,
sangatlah pantas kalau Djohar dilaporkan enam anggota Komite Eksekutif
(Exco) dan 14 Pengurus Provinsi karena sudah mengingkari para
pengurusnya sendiri dan bersekongkol dengan kelompok lama. Padahal, pada
Kongres Tahunan yang akan diselenggarakan di Surabaya pada 15 Juni,
tidak tutup kemungkinan akan dilengserkan dan akhirnya pengurus lama
yang berkuasa," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar